1. latar belakang masalah dalam sebuah karya tulis termasuk dalam bagian..?A. pendahuluanB. isiC. penutupD. daftar pustakaE. lampiran2. berikut yang bukan merupakan contoh karya ilmiah adalah...?A. disertasiB. tesisC. skripsiD. jurnalE. puisi3. laporan hasil penelitian yang telah di lakukan secara ilmiah dengan metode tertentu yang di sajikan dengan singkat di sebut..?A. skripsiB. tesisC. disertasiD. jurnal.E. esai
1. 1. latar belakang masalah dalam sebuah karya tulis termasuk dalam bagian..?A. pendahuluanB. isiC. penutupD. daftar pustakaE. lampiran2. berikut yang bukan merupakan contoh karya ilmiah adalah...?A. disertasiB. tesisC. skripsiD. jurnalE. puisi3. laporan hasil penelitian yang telah di lakukan secara ilmiah dengan metode tertentu yang di sajikan dengan singkat di sebut..?A. skripsiB. tesisC. disertasiD. jurnal.E. esai
Jawaban:
EAE#maaf kalo salah
#makasih yah
Jawaban:
1. A pendahuluan
2. E puisi
3. B tesis
Penjelasan:
koreksi lagii
2. JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI DENGAN SANGAT JELAS DAN DETAIL: 2. Apakah yang dimaksud dengan alinea induktif! Buatlah contohnya satu alinea induktif dan satu alinea deduktif! 3. Buatlah contoh daftar pustaka yang bersumber dari buku, artikel jurnal ilmiah, dan website! 4. Sebutkan beberapa metode pidato yang Saudara ketahui !Jelaskanlah masing- masing kelebihan dan kelemahannya! 5. Jelaskan mengapa metode eksposisi lebih baik dan lebih tepat digunakan untuk penulisan karya ilmiah! 6. Ada beberapa syarat kalimat efektif atau kalimat yang santun dalam kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar? Sebutkan dan jelaskanlah masing- masing disertai contohnya!mohon bantuannya yg serius temen temen barangkali ada yang paham sedikit,lgi butuh banget :(
Alinea induktif adalah alinea yang menyajikan fakta atau bukti yang didapat dari beberapa contoh atau observasi, kemudian menarik kesimpulan dari fakta atau bukti tersebut. Alinea deduktif adalah alinea yang menyajikan premis atau kesimpulan yang didasarkan pada generalisasi atau aturan yang sudah diketahui, kemudian menarik kesimpulan dari premis atau kesimpulan tersebut.
Contoh alinea induktif:
Setelah mengamati beberapa spesies burung di hutan, ditemukan bahwa sebagian besar spesies burung memiliki sayap yang berwarna cerah. Dari observasi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa warna sayap yang cerah merupakan fitur yang umum ditemukan pada spesies burung di hutan.
Contoh alinea deduktif:
Karena semua manusia adalah makhluk sosial, maka setiap individu harus memiliki keterampilan sosial yang baik untuk dapat berinteraksi dengan orang lain. Dari premis ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap individu harus mempelajari keterampilan sosial untuk dapat berinteraksi dengan orang lain secara efektif.
2. Contoh daftar pustaka:
Buku:Suryana, A. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.Artikel jurnal ilmiah:Suyanto, A. (2019). Analisis pengaruh kebijakan fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi. Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 15(2), 123-138.Website:
Kementerian Keuangan Republik Indonesia. (2021). Laporan Realisasi Anggaran. Diakses pada tanggal 25 Januari 2021, dari ........
3. Beberapa metode pidato yang dapat dikenal adalah:
Metode demonstrasi, yaitu metode yang menggunakan benda atau alat sebagai bahan demonstrasi untuk memperjelas materi yang disampaikan. Kelebihan dari metode ini adalah pemateri dapat menyampaikan materi dengan lebih jelas dan visual, sehingga mudah dipahami oleh pendengar. Namun, kelemahannya adalah benda atau alat yang digunakan harus tersedia dan dalam kondisi baik serta harus dikelola dengan baik oleh pemateri.Metode narasi, yaitu metode yang menggunakan cerita atau kisah sebagai bahan pidato. Kelebihan dari metode ini adalah pemateri dapat menyampaikan materi dengan lebih menyentuh perasaan pendengar, sehingga mudah dipahami dan dikenang oleh pendengar. Namun, kelemahannya adalah pemateri harus memiliki kemampuan narasi yang baik dan cerita yang disampaikan harus relevan dengan materi yang disampaikan.Metode persuasi, yaitu metode yang menggunakan argumentasi dan persuasi untuk menyakinkan pendengar untuk mengambil tindakan atau pendapat tertentu. Kelebihan dari metode ini adalah pemateri dapat menyampaikan materi dengan lebih efektif dan menyentuh pendengar, sehingga mudah dipahami dan diterima oleh pendengar. Namun, kelemahannya adalah pemateri harus memiliki kemampuan argumentasi yang baik dan harus memahami pendapat dan perasaan pendengar.4. Metode eksposisi lebih baik dan lebih tepat digunakan untuk penulisan karya ilmiah karena beberapa alasan:
Pertama, metode eksposisi menyajikan informasi secara sistematis dan logis, yang cocok dengan kaidah-kaidah ilmiah yang harus diikuti dalam penulisan karya ilmiah.Kedua, metode eksposisi memungkinkan penulis untuk menyajikan informasi dengan obyektif dan tidak berat sebelah, yang sesuai dengan prinsip-prinsip etika ilmiah.Ketiga, metode eksposisi menyajikan informasi dengan detail dan lengkap, yang cocok untuk menyajikan hasil penelitian dan analisis yang komprehensif dalam karya ilmiah.Keempat, metode eksposisi memungkinkan penulis untuk menyajikan informasi dengan bahasa yang formal dan ilmiah, yang cocok untuk menyajikan karya ilmiah yang memenuhi standar ilmiah.5. Ada beberapa syarat kalimat efektif atau kalimat yang santun dalam kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Beberapa diantaranya adalah:
Singkat dan padat: kalimat yang singkat dan padat akan lebih mudah dipahami dan tidak membuat pembaca atau pendengar merasa bosan.Jelas dan tidak ambigu: kalimat yang jelas dan tidak ambigu akan lebih mudah dipahami dan tidak menimbulkan kebingungan.Tepat sasaran: kalimat yang tepat sasaran akan lebih mudah dipahami dan lebih efektif untuk menyampaikan pesan yang dimaksud.Menghormati: kalimat yang menghormati akan lebih sopan dan lebih baik diterima oleh pembaca atau pendengar.Contoh kalimat efektif:
"Sekolah kami memiliki program unggul dalam bidang matematika."
Contoh kalimat yang kurang efektif:
"Sekolah yang saya sebutkan tadi itu, program unggulnya dalam bidang matematika kan?"
3. Kunjungilah perpustakaan umum di kota Anda. Kemudian, carilah buku-bukujurnal yang berisikan kumpulan karya ilmiah. Bacalah salah satu karya ilmiah biologiyang ada dalam buku-buku jurnal tersebut. Buatlah bahan analisis tentang carakerja peneliti dan tentang komponen-komponen dalam karya tulis ilmiah ter-sebut berkaitan dengan metode ilmiah dalam biologi. Susunlah hasil analisisAnda dalam bentuk tabel seperti contoh berikut dan serahkan kepada guru.Hal yang Perlu DiketahuiJudul Penelitian:Tujuan:ManfaatRumusan Masalah:Hipotesis:Percobaan:Unit percobaan:Jumlah unit percobaan:Perlakuan:Dosis yang dipakai:Variabel bebas:Variabel terikat:Respons yang diukur:Pengujian Hipotesis:Kesimpulan:Rekomendasi:mohon dijawab thanks
Jawaban nya sudah ada di atas yaa
Penjelasan:
Semoga membantu
Jangan lupa jadika jawaban terbaik jg yahh
follow jg ༎ຶ‿༎ຶ
Terimakasih...
4. Soal Kasus: Kontroversi Aplikasi Hermenautika Pendekatan metodologis penafsiran hukum merupakan kelaziman bagi para sarjana hukum dalam menafsirkan suatu norma hukum dalam karya tulisan/putusan hukumnya. Namun Hermeneutika HansGeorg Gadamer (2004) mengatakan bahwa hermeneutika itu filosofinya dapat diaplikasikan dalam bidang hukum, teologi dan filologi, sifatnya umum dalam tataran ontologis. Padahal pemahaman yang demikian ini bukan merupakan ranah utama ilmu hukum, karena penafsiran dalam ilmu hukum itu lebih dominan berkarater epistemologis. Pandangan hanya ontologis ataupun epistemologis bisa secara potensial membuat sesat pikir mengenai pemanfaatan hermeneutika hukum. Sehingga hermeneutika adalah aliran kefilsafatan yang merupakan rumah besar pembacaan teks atau hal tertentu di dalamnya banyak aliran pemikiran (Muhammad Ilham Hermawan, --). Hal demikian memunculkan pandangan dan sikap para hakim dan ahli hukum bahwa pendekatan hermeneutik hukum tidak praktis namun sekedar memenuhi unsur filosifis. Manakala seorang hakim diberi tugas mengadili dan menyelesaikan suatu kasus hukum, maka ia melakukan kegiatan interpretasi. Hakim wajib memahami fakta peristiwa yang terjadi dan masalah hukumnya yang timbul. Hakim harus menerapkan hukum yang benar terhadap kasus tersebut. Jadi, seorang hakim bukan hanya berusaha memahami dan menginterpretasi teks yuridis, tetapi juga interpretasi terhadap kenyataan yang menimbulkan masalah hukum. Namun sebuah penelitian mendalam telah dilakukan pada para hakim di AS yang mengungkapkan bahwa ternyata para hakim lebih banyak bersikap pragmatis daripada kebutuhan logis akan interpretasi dalam penerapan hukum (Lief H. Carter, 1992). Situasi yang berlangsung di AS terjadi juga di Indonesia (Jurnal Konstitusi, Volume 13, Nomor 1, Maret 2016). Berpijak dari hasil penelitian perihal kebutuhan akan prinisip-prinsip hermeneutika hukum sebagai patokan dalam penerapan hukum baik di pengadilan maupun di luar pengadilan menjadi dipertanyakan kepraktisannya. Di Indonesia para ahli hukum maupun para pihak di dunia peradilan, sekalipun melihat urgensi penggunaan metode hermeneutika yang filosofis daripada menafsirkan teks gramatikal untuk memahami hukum, juga melihat kekompleksitasan dan ketidakpraktisan hermeneutik hukum. Problema hukum sudah begitu kompleks, sedangkan penafsiran hukum hermeneutik menambah kerumitan persoalan di dunia peradilan ataupun kajian positivisme hukum. Para hakim, lawyers dan ahli hukum sudah merasa cukup bahwa menganalisis dan mengintepretasikan norma ataupun persoalan hukum adalah cukup dengan menggunakan tolok ukur penafsiran yang memenuhi unsur-unsur ‘legalitas’ dan ‘legitimasi’ dalam memutuskan persoalan hukum. Apa-apa yang yang sudah ‘legal’, namun belum tentu memenuhi unsurunsur ‘legitimasi’. Demikian pula sebaliknya kecukupan penafsiran yang mencukupi unsur-unsur ‘legitimasi’ belum tentu memenuhi unsur-unsur ‘legalitas’. Pendekatan praktis akan penggunaan asas ‘legality’ dan “legitimacy’ ternyata tentu dapat pula diurai dengan sangat kompleksnya yang tidak. Sehingga ini amat tergantung dari kemampuan analitis seorang hakim ataupun ahli hukum tersebut. 1. Pertanyaan/Perintah Soal: Saudara mahasiswa, anda bebas menentukan asumsi-asumsi apa saja yang semestinya melekat, diberikan dan ada di dalam konteks contoh kasus peristiwa yang diberikan dalam ‘soal ini’. Sehingga anda-pun dapat relatif bebas berinterpretasi secara relevan faktor-faktor apa saja yang semestinya masuk dalam analisis terhadap kasusnya tersebut. Lakukan penilaian/justifikasi atas urgensi pemanfaatan hermeneutika berdasarkan kasus contoh kontroversi tersebut di atas sebagai metode interpretasi hukum dalam dunia peradilan dan kajian positivisme hukum. (Max 500 kata) 2. Pertanyaan: Saudara mahasiswa, anda bebas menentukan asumsi-asumsi apa saja yang semestinya melekat, diberikan dan ada di dalam konteks contoh kasus peristiwa yang diberikan dalam Soal ini. Sehingga andapun relatif bebas dapat berinterpretasi secara relevan faktor-faktor apa saja yang semestinya masuk dalam analisis kasusnya tersebut. Lakukan analisa hubungan perbedaan antara aliran metodologi penafsiran hermeneutik berciri khas kompleks multidimensional dibandingkan dengan aliran metodologi penafsiran positivistik berciri khas pragmatis dan berkepastian hukum dalam memecahkan kontroversi pemanfaatan metode penafsiran yang benar dan baik (Max 500 kata). 3. Pertanyaan: Saudara mahasiswa, anda bebas menentukan asumsi-asumsi apa saja yang semestinya melekat, diberikan dan ada di dalam konteks contoh kasus peristiwa yang diberikan dalam Soal Tugas-2 ini. Sehingga anda-pun relatif bebas dapat berinterpretasi secara relevan faktor-faktor apa saja yang semestinya masuk dalam analisis kasusnya tersebut. Buat kesimpulan dengan deskripsi singkatnya, atas perbedaan arti dan makna penafsiran hermeneutika hukum terbanding dengan penafsiran positivistic dengan menggunakan kata-kata kuncinya (Dapat menggunakan matriks, Max 500 kata).
Penjelasan:
Jangan lupa follow & berikan lencana jawaban tercerdas!
Untuk joki tugas SD, SMP, SMA/K & Kuliah silahkan hubungi :
Instagram : @diannputra
WA : 083195935499
1. Penilaian/Justifikasi Urgensi Pemanfaatan Hermeneutika dalam Dunia Peradilan dan Kajian Positivisme Hukum
Dalam konteks kasus kontroversi pemanfaatan hermeneutika sebagai metode interpretasi hukum dalam dunia peradilan dan kajian positivisme hukum, ada beberapa alasan yang mendukung urgensi pemanfaatan hermeneutika sebagai metode interpretasi hukum yang relevan.
*JAWABAN LENGKAPNYA SILAHKAN CH4T KE N0 DIATAS!
5. Tugas III: Membuat Bagian Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan, Abstrak, Daftar Pustaka, Lampiran Petunjuk: - Gunakan template yang sudah disediakan. - Ingat, membuat karil bersifat step by step. Silakan Anda tuliskan bagian yang menjadi soal di setiap tugasnya. Tugas III mengerjakan hasil penelitian dan kesimpulan. Pada akhir sesi 8 Anda akan melengkapi dari bagian judul, penulis, abstrak, bagian pendahuluan, bagian tinjauan literatur, bagian metodologi, bagian hasil penelitian, bagian kesimpulan, bagian daftar pustaka, dan bagian lampiran sesuai template yang telah disediakan. Jika bagian itu telah lengkap dari awal hingga akhir, itulah yang dinamakan karya tulis ilmiah. Setelah itu, Anda dapat meminta persetujuan dari tutor kemudian karil Anda bisa diupload ke tuton ini atau disubmit ke OJS Jurnal lain. - Draf karil Anda akan dilakukan review oleh tutor. Mohon jika memdapatkan masukan harap segera kalian revisi dan silakan gunakan forum diskusi apabila Anda mengalami kesulitan dalam menyusun karil. Soal Buatlah Bagian Hasil Penelitian dan Kesimpulan Karya Ilmiah berisi hal-hal berikut dengan menggunakan template yang sudah disediakan: (1) Bagian Hasil dan Pembahasan terdiri atas deskripsi objek penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan. Deskripsi Objek Penelitian berisi uraian singkat data demografi responden penelitian (orang, organisasi, atau barang), termasuk hasil uji normalitas data yang menjadi objek penelitian. Hasil Penelitian berisi paparan hasil analisis terhadap data penelitian sesuai dengan urutan pertanyaan penelitian. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel atau gambar (grafik, bagan) yang disertai dengan deskripsi, penafsiran atau pemaknaan. Sesuai dengan etika penulisan karya ilmiah, nama responden tidak boleh ditulis, tetapi menggunakan inisial atau kode tertentu. Pembahasan merupakan hasil pemikiran peneliti untuk memberikan penjelasan dan interpretasi atas hasil penelitian yang telah dianalisis dan sintesis untuk menjawab pertanyaan penelitian. Analisis dan sintesis temuan penelitian dikaitkan dengan teori- teori atau penelitian-penelitian relevan yang dijelaskan pada Bab II. Kedalaman analisis dan sintesis sangat penting karena dapat menjadi indikasi pemahaman peneliti atas permasalahan dalam konteks dan lingkup kajian yang lebih luas. (2) Bagian Kesimpulan terdiri atas kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan jawaban terhadap tujuan penelitian, ikhtisar, atau pendapat akhir peneliti yang mengandung informasi hasil analisis dan pembahasan terkait dengan pertanyaan penelitian pada bagian Pendahuluan. Kesimpulan bersifat naratif dan menghindari pengulangan penggunaan angka-angka pada bagian Hasil dan Pembahasan. Saran memuat bagian penutup dari sebuah karya ilmiah. Saran dapat berupa usulan, masukan, anjuran ataupun solusi terkait hasil penelitian di bagian hasil dan pembahasan. Saran harus spesifik dan jelas ditujukan kepada siapa atau institusi terkait, jelas dan spesifik apa yang disarankan, dan bagaimana saran itu dijalankan. Selain itu, saran juga terkait dengan kebutuhan untuk penelitian lanjutan. (3) Bagian Abstrak Abstrak memuat deskripsi singkat tentang masalah, deskripsi subjek penulisan, metode yang digunakan dalam menjawab permasalahan yang diangkat: mencakup prosedur pengumpulan data, deskripsi instrumen, sampel (untuk penelitian kuantitatif) atau informan (untuk penelitian kualitatif), teknik analisis data yang digunakan, hasil/temuan penelitian (untuk penelitian kuantitatif termasuk nilai statistik dan signifikansi), dan simpulan dan saran. Jumlah kata dalam abstrak maksimal 300 kata. (4) Bagian Daftar Pusataka berisi semua referensi yang dipakai dalam penulisan karya tulis ilmiah. (5) Bagian Lampiran Lampiran memuat kumpulan: 1) dokumen atau perangkat pendukung penelitian, seperti contoh kuesioner, pedoman wawancara, pedoman observasi, surat-surat, Peraturan Daerah, dan lain-lain ATAU 2) dokumen atau bukti luaran yang dihasilkan selama penelitian. Setiap lampiran diberi judul dan nomor halaman serta semua tercantum di dalam Daftar Lampiran. Selamat mengerjakan!
Jawaban:
pfdifyfjhkcjdjfjglhlducyvlbp
6. 1. Jelaskan a) apakah pengertian entrepreneurship atau kewirausahaan itu? b) Untuk menjadi seorang entrepreneurship apa yang pertama kali harus anda lakukan? c) Karakter kewirausahaan apa saja yang sesuai untuk dapat dikembangkan ke anak usia dini? D) Berikan contoh entrepreneurship yang dapat dilakukan oleh guru atau pendidik PAUD. Jelaskan apakah penelitian tindakan kelas atau PTK itu dan apa tujuan utama PTK? Berikanlah contoh masalah pembelajaran yang dapat dirubah dengan PTK yang munkin dialami guru atau anda sebagai guru? Jelaskan empat kuadran utama menurut Amir Tengku Ramly dan Erlin Trisyulianti yang dapat digunakan seorang guru untuk mengembangkan dirinya dan berikan contoh masing-masing yang sesuai. Untuk menjawab soal no 4 dan 5 bacalah artikel berjudul: Analisis Kebutuhan Pengembangan Kompetensi Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Dalam Melaksanakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang ditulis oleh Dwi Etika Hera Pradani Safitri1 dari Jurnal Tambora Vol. 7 No. 1 Februari 2023. Artikel tersebut terlampir di bagian tugas 3. Tuliskan: a)masalah apa yang dibahas dalam artikel tersebut dan b) metode penelitian yang digunakan oleh peneliti, c) kapan dan didaerah mana kegiatan itu dilaksanakan dan d) tuliskan apa hasil penelitian itu . e) Jelaskan dengan bahasa anda sendiri apakah yang dimaksud dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Apakah lembaga PAUD/TK anda telah melaksanakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila seperti di artikel tersebut? Jelaskan jawaban anda
Penjelasan:
1a) Kewirausahaan atau entrepreneurship adalah kemampuan untuk memulai dan mengembangkan bisnis atau usaha dengan tujuan mencari keuntungan atau menciptakan nilai bagi masyarakat.
b) Untuk menjadi seorang kewirausahaan pertama-tama harus menentukan ide bisnis atau produk yang ingin dijual, mengidentifikasi target pasar, melakukan riset pasar untuk mengukur potensi pasar yang ada, dan membuat rencana bisnis yang matang.
c) Karakter kewirausahaan yang cocok untuk dikembangkan pada anak usia dini antara lain kreativitas, inovasi, mandiri, berani mengambil risiko, dan memiliki kemampuan memecahkan masalah.
d) Contoh entrepreneurship yang dapat dilakukan oleh guru atau pendidik PAUD adalah dengan membuka usaha kecil seperti menjual kue, jajanan, atau menjalankan usaha layanan seperti les atau kursus. Tujuannya adalah untuk mendapatkan penghasilan tambahan serta melatih keterampilan dan jiwa kewirausahaan pada diri guru atau pendidik.
Penelitian Tindakan Kelas atau PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan melibatkan guru, siswa, dan sumber daya lainnya di dalam kelas. Tujuan utama PTK adalah untuk meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran yang efektif.
Contoh masalah pembelajaran yang dapat dirubah dengan PTK adalah rendahnya motivasi siswa, kelemahan dalam metode pengajaran, dan kurangnya penggunaan teknologi dalam pembelajaran.
Empat kuadran utama menurut Amir Tengku Ramly dan Erlin Trisyulianti yang dapat digunakan seorang guru untuk mengembangkan dirinya adalah Kuadran Pertumbuhan Pribadi (Personal Growth), Kuadran Ilmu Pengetahuan (Knowledge), Kuadran Kecakapan (Skill), dan Kuadran Sosial (Social).
Contoh untuk masing-masing kuadran:
1. Kuadran Pertumbuhan Pribadi: meditasi, melakukan kegiatan yang digemari untuk meningkatkan suasana hati, dan meningkatkan rasa percaya diri.
2. Kuadran Ilmu Pengetahuan: membaca buku tentang perkembangan teknologi terbaru, mengikuti seminar atau workshop terkait mata pelajaran, dan mengikuti pelatihan terkait penggunaan teknologi secara efektif.
3. Kuadran Kecakapan: mengikuti pelatihan terkait pengelolaan kelas yang efektif, membuat rencana pembelajaran yang menarik dan inovatif, dan mengembangkan keterampilan presentasi.
4. Kuadran Sosial: berpartisipasi dalam kegiatan sosial di masyarakat, mengadakan kegiatan sosial di kelas, dan mengembangkan program kerja sama di antara guru dan siswa untuk membantu mengatasi masalah di kelas.
3a) Dalam artikel tersebut dibahas mengenai analisis kebutuhan pengembangan kompetensi guru pendidikan anak usia dini dalam melaksanakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
3b) Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode kualitatif melalui studi kepustakaan dan wawancara dengan 6 orang informan.
3c) Kegiatan itu dilaksanakan pada bulan Juli hingga Agustus 2022 di beberapa kota di Indonesia, termasuk Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya.
3d) Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan pengembangan kompetensi guru PAUD dalam melaksanakan P5 antara lain terkait dengan pemahaman konsep pancasila, pengembangan karakter anak, manajemen kelas, serta cara mengintegrasikan P5 dalam pembelajaran sehari-hari.
3e) Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah program pengembangan karakter siswa melalui pembelajaran yang mengacu pada prinsip-prinsip dasar Pancasila. Belum diketahui apakah lembaga PAUD/TK telah melaksanakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila seperti di artikel tersebut karena informasi tersebut tidak diberikan. Namun demikian, lembaga tersebut dapat mempertimbangkan untuk melaksanakan program serupa untuk mengembangkan karakter siswa dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
jangan lupa like dan mark brainliests nya ya kak